LINTASRAYA.COM, BALIKPAPAN — Puskesmas Gunung Bahagia kembali menggelar kelas ibu hamil yang kali ini berlangsung di RT 35, Gunung Bahagia, dengan melibatkan peserta dari beberapa RT di sekitar wilayah tersebut.
Kegiatan yang rutin dilakukan dua kali setiap bulan ini menghadirkan Yuli Minarti, Amd.Keb, sebagai pemateri.
Dalam kelas tersebut, Yuli menyampaikan lima materi utama, yakni kehamilan, persalinan, tanda bahaya, aktivitas fisik, serta edukasi pemanfaatan layanan kesehatan termasuk BPJS.
Pada materi pertama, Yuli menjelaskan tanda dan ciri kehamilan serta berbagai perubahan fisik yang dialami ibu hamil.

“Pemeriksaan kehamilan minimal harus dilakukan enam kali. Satu kali di trimester pertama, dua kali di trimester kedua, dan tiga kali pada trimester ketiga,” jelas Yuli, Jumat (14/11/2025) di posyandu rt 35 kelurahan Gunung Bahagia., Balikpapan Selatan.
Ia menekankan ibu hamil tidak boleh merokok, mengangkat beban berat, serta menghindari makanan ekstrem. Sebaliknya, konsumsi makanan bergizi menjadi faktor penting untuk kesehatan ibu dan janin.
Materi kedua membahas tanda persalinan normal dan tanda bahaya seperti perdarahan, pecah ketuban dini, dan penurunan gerak janin.
Yuli menegaskan bahwa persalinan harus dilakukan di fasilitas kesehatan, bukan di rumah atau tempat yang tidak memiliki tenaga medis.
Menurut Yuli, saat ini BPJS telah bekerja sama dengan seluruh rumah sakit di Balikpapan untuk layanan persalinan, baik persalinan normal maupun operasi caesar.
“Ibu-ibu bisa menggunakan BPJS asalkan memenuhi syarat, yaitu sudah USG di faskes pertama pada trimester pertama dan trimester ketiga. Selama BPJS aktif, persalinan ditanggung sepenuhnya,” jelasnya.
Ia turut meluruskan persepsi salah di masyarakat terkait kekhawatiran biaya operasi caesar yang tidak ditanggung BPJS.
“Caesar itu juga ditanggung BPJS selama memang ada indikasinya. Jangan percaya informasi dari mulut ke mulut yang tidak jelas sumbernya,” tegas Yuli.
Dalam sesi diskusi, Yuli mengungkapkan bahwa kasus paling umum yang ditemui pada ibu hamil adalah tekanan darah tinggi (hipertensi).
“Tensi tinggi itu sangat berbahaya. Bisa menyebabkan preeklamsia dengan gejala kaki dan tangan bengkak, hingga protein urin positif. Ini yang paling sering kami temui,” ujarnya.
Faktor penyebabnya beragam, mulai dari kondisi medis sebelum hamil, pola makan, hingga faktor psikologis dan stres.
Untuk mencegah risiko tersebut, Yuli mengingatkan pentingnya pemeriksaan rutin di puskesmas, bidan praktik, atau dokter spesialis kandungan.
“Jangan datang hanya sekali terus muncul lagi lima bulan kemudian. Pemeriksaan itu harus rutin, supaya kita bisa memantau tensi dan perkembangan janin,” tambahnya.
Ia juga menekankan bahwa ibu hamil dengan tensi tinggi sebaiknya tidak melakukan pemeriksaan di tempat yang tidak memiliki fasilitas lengkap, karena risiko komplikasi membutuhkan kemungkinan rujukan cepat.
Yuli menjelaskan bahwa kelas ibu hamil sudah lama menjadi program puskesmas dan dilakukan dua kali setiap bulan.
“Pesertanya biasanya gabungan beberapa RT. Karena jumlah ibu hamil di tiap wilayah berbeda, maka digabung agar edukasinya lebih efektif,” tutupnya.
Kegiatan ini diharapkan dapat semakin meningkatkan pemahaman ibu hamil dalam menjaga kesehatannya dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia.(*/ADV/puskesmas Gunung Bahagia)















