BALIKPAPAN, lintasraya.com – Rapat Panitia Khusus (Pansus) DPRD Kota Balikpapan terkait Aset Daerah kembali berlanjut, Selasa (29/6/2021).
Rapat pansus yang berlangsung diruang Paripurna kantor DPRD Balikpapan, Jalan Jenderal Sudirman, Klandasan Ilir, Balikpapan Kota (Balkot) dipimpin Ketua Pansus H Aminuddin beserta anggota lainnya serta dihadiri Direktur Utama Perumda Manuntung Purba Wijaya dan Kepala BPKAD Madram Muhyar.
“Pembahasan kali ini sedikit agak melebar, dimana sebelumnya Pansus DPRD mempertanyakan kinerja,” ucap anggota pansus Syukri Wahid.
Syukri menjelaskan perlu diketahui terlebih dahulu laporan audit yang disampaikan Perumda kepada Pansus selama 3 Tahun terakhir yakni 2016-2019.
Ia menilai, capaian kinerja yang dilakukan Perumda jauh dari harapan, baik dari rencana bisnis anggaran (RBA), sementara RBA merupakan amanat dari Peraturan Daerah (Perda) yang harus dikeluarkan setiap tahun.
Akan tetapi, capaian yang didapatkan Perumda hanya mencapai sekitar Rp 300 juta setiap tahunnya, padahal target capaiannya Rp 1 miliar.
“Kira-kira bisnis apa yang direncakan dapatnya Rp 1 miliar, namun kenyataannya hanya 300 juta,” ujar Syukri.
Bahkan, dari catatan yang dimilikinya setiap tahun Perumda mengeluarkan anggaran rutin sekitar Rp 3,9 miliar dan itu didalamnya sudah termasuk Gaji dan Listrik.
pengeluaran ini pertahun yang dikeluarkan Perumda, sementara untuk capaiannya hanya Rp 300 juta Pertahun.
“Apa kira-kira yang bisa menjelaskan, 3 Tahun terakhir ini kalau terus seperti ini, saya bisa katakan kalau tidak merubah mindsetnya, maka keuangan perumda akan tergerus untuk membiayai belanja-belanja rutin yang mencapai Rp 3,9 miliar,” beber Syukri.
“Jadi selama 3 Tahun terakhir ini, sebanyak 8 Bidang yang dimiliki Perumda Manuntung tidak kontributif, baik itu Propertinya, Jaringan Gas nya, bahkan pelabuhan semuanya itu tidak kontributif,” tegas Syukri.
Politikus PKS tersebut dengan tegas mengatakan jika Perumda Manuntung gagal, pasalnya dari laporan yang diberikan seperti kinerja dan audit pangan.
Bahkan, Syukri mengatakan selama ini celah kekurangan yang terjadi di perumda dapat tertutupi dengan adanya Deposito.
“Jadi ada uang, kemudian didepositokan pertahun, untuk menutupi pengeluaran yang sifatnya rutin tadi. Jadi mindsetnya lucu, gaji ditutupi dari deposito, sementara penghasilan utamanya tidak menutupi,” pungkasnya.(*/wan)















