BALIKPAPAN, lintasraya.com – Pasca adanya Kenaikan harga BBM Subsidi, tak sedikit yang menolak dari kalangan masyarakat. Mulai dari pedagang, sopir, pekerja karyawan yang menggunakan kendaraan baik roda dua maupun roda empat, termasuk pengemudi ojek online.
Ternyata kenaikan BBM Subsidi khususnya Pertalite dinilai menjadi tambahan beban sendiri bagi pengemudi ojek online. Seperti yang dikeluhkan oleh Ketua Harian Persatuan Driver Onlien Balikpapan (PDOB), Alimuddin.
Ia Mengaku, pasca penyesuaian harga BBM yang baru dirinya bersama Driver online lainnya sangat merasakan dampaknya. Khususnya bagi roda empat. Ditambah, tarif terbaru khusus roda empat hingga kini belum ada.
“Untuk roda dua sudah ada tarif barunya. Nah kami yang menggunakan roda empat hingga kini belum ada kejelasan penyesuaian tarif,” keluhnya, Kamis (7/9/2022).
Dirinya mewakili teman seprofesinya di Balikpapan berharap, pemerintah daerah atau provinsi segera memfasilitasi hal tersebut. Mengingat, Untuk tarif saat ini masih Rp 4.200 per kilometer (roda empat).
“Permintaan kami tidak muluk-muluk, kalau bisa tarifnya menjadi 5.000 per kilometer. Sebab, Kalau kita harus demo agar harga BBM turun itu mustahil. Karena harus berurusan ke pemerintah pusat,” bebernya.
Dijelaskannya, Harga beli BBM yang biasanya Rp 80 ribu bisa dapat 10 liter, sekarang dirinya harus merogoh kocek Rp 100 ribu untuk 10 liter tersebut, Sementara tarif dekat penumpang hanya Rp 12 ribu.
Jadi lanjut Ali, butuh 10 pelanggan baru bisa kembali modal untuk uang BBM. Padahal, Tren Ojol ini baru mau mulai stabil pasca Covid-19 dua tahun terakhir. Tapi kini harus berhadapan lagi dengan kenaikan BBM.
“Jadi babak belur lagi kami. Syukur-syukur bisa bawa pulang uang buat anak-istri di rumah. Cari uang BBM saja kami sangat sulit,” tandasnya.(*/wan)















