LINTASRAYA.COM, BALIKPAPAN – Masalah drainase yang kerap menimbulkan genangan di sejumlah wilayah di Kota Balikpapan dinilai tidak hanya disebabkan oleh kondisi infrastruktur yang belum maksimal, namun juga oleh perilaku masyarakat dalam membuang dan mengelola sampah.
Hal ini ditegaskan Anggota Komisi III DPRD Balikpapan, Wahyullah Bandung, yang menyoroti pentingnya penanganan sampah sebagai langkah awal untuk memperbaiki sistem drainase kota.
Menurut Wahyullah, banyaknya sampah yang dibuang sembarangan hingga menyumbat saluran air menjadi salah satu pemicu utama terhambatnya aliran drainase.
Oleh karena itu, DPRD mendorong masyarakat agar turut berperan aktif menjaga kebersihan saluran air dengan melakukan pemilahan sampah sejak dari rumah.
“Masalah drainase kita itu salah satunya adalah sampah. Masyarakat harus ikut terlibat dalam pemilahan sampah sehingga yang tidak seharusnya masuk ke saluran air dapat dikelola sejak awal,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa antara masalah lingkungan, infrastruktur drainase, dan sistem persampahan merupakan dua aspek yang berbeda namun saling berhubungan.
Bila pengelolaan sampah tidak berjalan baik, maka perbaikan drainase pun tidak akan memberikan hasil optimal.
Menurutnya, kesadaran warga dalam meminimalkan sampah yang dibuang menjadi faktor kunci dalam penanganan persoalan ini.
Lebih lanjut, Wahyullah menyoroti kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Manggar yang kini memasuki masa kritis.
Berdasarkan kajian pemerintah, kapasitas TPA diperkirakan akan penuh dalam satu hingga dua tahun ke depan.
Zona 7, yang saat ini digunakan sebagai area penimbunan sampah terakhir, disebut tidak dapat diperluas lagi.
“Ada edaran dari Kementerian Lingkungan Hidup yang menegaskan bahwa TPA tidak boleh lagi dikembangkan di lokasi lain. Artinya, pemerintah harus berupaya mengurangi beban sampah mulai dari hulu,” jelasnya.
Dengan kondisi tersebut, DPRD Balikpapan mendorong pemerintah kota untuk memperkuat upaya pengurangan sampah, termasuk melalui edukasi kepada masyarakat mengenai pemilahan dan pengelolaan sampah mandiri.
Wahyullah juga mengapresiasi langkah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang telah meningkatkan jumlah bank sampah di setiap kelurahan.
“Setiap kelurahan sekarang memiliki sekitar tujuh hingga delapan bank sampah. Ini merupakan langkah positif yang dapat memperkuat gerakan pengurangan sampah di tingkat masyarakat,” katanya.
Ia berharap kolaborasi antara pemerintah, DPRD, dan masyarakat dapat memperbaiki sistem pengelolaan sampah dan drainase secara menyeluruh.
” Dengan penguatan pengelolaan sampah dari hulu, kami optimistis masalah genangan dapat diminimalisasi dan lingkungan kota dapat lebih terjaga,” pungkasnya. (*/ADV/DPRD Balikpapan)















