LINTASRAYA.COM, BALIKPAPAN – Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan, Jafar Sidik, menekankan pentingnya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat sebagai prioritas utama.
Dalam pandangannya, kebutuhan dasar terbagi menjadi dua kategori, yaitu kebutuhan primer dan sekunder.
Kebutuhan primer mencakup sandang, pangan, dan papan yang harus dipenuhi agar masyarakat dapat hidup dengan layak. Sementara itu, kebutuhan sekunder melibatkan pelayanan publik seperti air, listrik, dan fasilitas lain yang menunjang kehidupan sehari-hari.
“Jika kita bicara tentang kebutuhan masyarakat, ada dua aspek dasar yang harus dipenuhi, yaitu primer dan sekunder. Kebutuhan primer, seperti sandang, pangan, dan papan, harus dipastikan terlebih dahulu,” ujar Jafar Sidik dalam wawancara pada Kamis, 7 November 2024.
Namun, di Kota Balikpapan, tantangan terbesar dalam pemenuhan kebutuhan dasar adalah ketergantungan pada pasokan dari luar daerah, terutama untuk kebutuhan pangan dan sandang.
Sebagai kota yang lebih dikenal sebagai kota jasa, Balikpapan tidak memproduksi bahan pangan dan sandang secara mandiri.
Sebagian besar kebutuhan tersebut, seperti sayur mayur, daging, dan bahan pangan lainnya, harus dipasok dari luar daerah seperti Surabaya dan Sulawesi.
“Balikpapan ini sebenarnya lebih banyak bergantung pada pasokan dari luar, seperti Surabaya dan Sulawesi, terutama untuk kebutuhan pangan seperti sayur mayur dan daging. Kota ini memang lebih berorientasi pada jasa, bukan produksi bahan pangan,” jelasnya.
Ketergantungan terhadap pasokan luar daerah ini menjadikan Kota Balikpapan rentan terhadap gangguan pasokan, baik akibat faktor alam maupun masalah distribusi.
Hal ini dapat memicu kelangkaan barang dan lonjakan harga yang signifikan. Jafar Sidik memberikan contoh, seperti yang terjadi beberapa waktu lalu ketika harga cabai di Balikpapan melambung hingga hampir Rp 100 ribu per kilogram.
“Ketergantungan ini membuat kita cukup rentan. Seperti yang kita lihat, ketika terjadi kekosongan di daerah pemasok, kelangkaan barang bisa terjadi, dan harga pun bisa melambung tinggi,” jelas Jafar.
Dengan adanya ketergantungan terhadap luar daerah, kestabilan harga dan ketersediaan bahan pokok di Balikpapan bisa terganggu.
Oleh karena itu, Jafar berharap agar ada upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan lokal yang lebih mandiri, agar masyarakat Balikpapan tidak terus-menerus bergantung pada pasokan dari luar yang bisa sewaktu-waktu terganggu. (*/ADV/DPRD Balikpapan/jan)















