LINTASRAYA.COM, BALIKPAPAN -Dalam upaya menekan laju penularan HIV di Balikpapan Timur, Puskesmas Manggar terus memperluas kegiatan preventif yang menyasar berbagai kelompok masyarakat, mulai dari anak sekolah hingga komunitas dewasa dan ibu hamil.
Upaya ini merupakan bagian dari komitmen bersama untuk memastikan masyarakat memahami risiko, pencegahan, serta pentingnya deteksi dini HIV dan Infeksi Menular Seksual (IMS).
Nurminingsih, Pranata Laboratorium Penyelia dan Pemegang Program HIV Puskesmas Manggar, menjelaskan bahwa pencegahan dilakukan melalui pendekatan berlapis, salah satunya melalui sosialisasi HIV dan IMS di berbagai titik wilayah kerja.
Kegiatan ini digelar rutin di sekolah-sekolah, perusahaan, posyandu, serta kelompok masyarakat, dengan materi yang disesuaikan kebutuhan peserta.
“Kami melakukan sosialisasi HIV dan IMS di sekolah, perusahaan, dan posyandu. Semua dilakukan untuk memperluas pemahaman masyarakat,” ujarnya, Selasa 18 November 2025.
Selain sosialisasi, Puskesmas Manggar juga berfokus pada pemberdayaan kader kelurahan melalui pembentukan Kelurahan Peduli HIV/AIDS dan IMS (KAPHAS).
Kader-kader ini berperan sebagai perpanjangan tangan puskesmas dalam memberikan edukasi, mendeteksi tanda risiko, serta membantu masyarakat mengakses layanan kesehatan yang tepat.
Upaya pencegahan juga menyasar kelompok pra-nikah dan ibu hamil melalui konseling calon pengantin (Catin) serta penyuluhan bagi ibu hamil.
Keduanya dianggap sebagai titik kritis untuk mencegah penularan dari pasangan ke pasangan, maupun dari ibu ke bayi.
Dengan pemahaman sejak awal, calon orang tua diharapkan memiliki kesadaran lebih tinggi tentang kesehatan reproduksi.
Ketika ditanya apakah Puskesmas Manggar juga menyasar kalangan remaja dan sekolah, pihak puskesmas menegaskan bahwa edukasi remaja menjadi salah satu fokus utama.
“Ya, kami memberikan edukasi di sekolah. Tahun lalu, bekerja sama dengan PT Waskita, kami melakukan sosialisasi HIV dan IMS di SMA PJHI dan juga di Posyandu ibu hamil,” jelasnya.
Edukasi pada remaja dinilai penting karena fase ini menjadi titik awal pembentukan perilaku sehat.
Dalam setiap kegiatan penyuluhan dan sosialisasi, pesan utama yang selalu ditekankan adalah pentingnya menghilangkan stigma terhadap ODHIV.
“Jauhi penyakitnya, bukan orangnya. Stop stigma, stop seks bebas, stop narkoba,” menjadi pesan kunci yang terus disampaikan kepada masyarakat.
Melalui langkah preventif, pemberdayaan komunitas, serta edukasi lintas usia, Puskesmas Manggar berharap angka penularan HIV dapat ditekan dan masyarakat semakin berpikiran terbuka untuk melakukan pemeriksaan, memahami risikonya, serta menjaga diri dan lingkungannya tetap sehat. (*/ADV/jan)















