BALIKPAPAN, lintasraya.com – Wakil Ketua Komisi I DPRD Kaltim, DR H Yusuf Mustafa SH MH, dari Fraksi Partai Golkar, melaksanakan sosialisasikan Wawasan Kebangsaan (Wasbang) ke- IX tentang empat konsensus kebangsaan. Yang meliputi, Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI).
Lokasi Sosbang kali ini dipusatkan di kediaman Yusuf Mustafa. Di perumahan Balikpapan Baru pos 11 cluster Mediterania blok T2 no.7.
Sebelum Masuk ke materi Sosbang, para undangan diajak untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai bentuk kecintaan dengan NKRI.
Selain didampingi dua narasumber, yaitu H Nurdin Ismail dan Drs H Sutarno, kesempatan ini juga, pria yang memiliki 4 anak dan 8 cucu ini pun ditemani sang istri tercinta yaitu, Hj Suwarni yang juga anggota DPRD Balikpapan, dapil Balikpapan Selatan.
Dalam pembukaannya Yusuf Mustafa menjelaskan, Wawasan Kebangsaan ini bertujuan untuk menstimulus seluruh warga Balikpapan khususnya di RT 28 Sepinggan tentang nilai-nilai kebangsaan. Utamanya 4 pilar kebangsaan yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 45), Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta Bhineka Tunggal Ika.
“Sosialisasi 4 pilar kebangsaan ini merupakan program DPRD Kaltim, agar menumbuhkan kembali kesadaran masyarakat dalam berbangsa dan bernegara agar cinta tanah air,” kata suami dari anggota DPRD Balikpapan Hj Suwarni ini.
Selain itu, menurut Yusuf, wawasan kebangsaan ini sangat penting untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan di lingkungan masyarakat mengingat, Indonesia memiliki beragam suku, agama dan golongan. Dengan harapan tetap saling menghormati satu dengan yang lainnya.
Ia juga berterima kasih kepada warga yang cukup antusias mengikuti sosialisasi wawasan kebangsaan sebab berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari seperti kehidupan bertetangga yang harus hidup rukun dan saling menghormati.

Sementara itu, sebagai narasumber H Nurdin Ismail yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Balikpapan Selatan menjelaskan, wawasan kebangsaan terdiri dari Pancasila, UUD 45, NKRI serta Bhineka Tunggal Ika. Merupakan cara pandang suatu bangsa mengenai diri dan ideologinya, serta cita-citanya yang diorientasikan untuk memperkokoh dan menjaga persatuan dan ketahanan bangsa.
Sedangkan, tujuan dan sasaran wawasan kebangsaan jelas Nurdin, diantaranya untuk mewujudkan bangsa yang kuat, rukun bersatu, berdaya saing tinggi, sejahtera, terjaganya sejarah kebangsaan Indonesia dan cinta NKRI, revitalisasi-reaktualisasi nilai-nilai Pancasila.
“Apalagi, disaat sekarang memasuki tahun politik. Yang mana seluruh warga Indonesia akan melaksanakan pesta demokrasi 14 Februari 2024 mendatang. Diharapkan meskipun berbeda pilihan tapi kerukunan dan jiwa persatuan tetap diutamakan,” kata Nurdin, Minggu (03/12/2023).
Ia berharap ke depan nilai-nilai dalam Pancasila harus tetap dipertahankan sehingga tidak sekadar dihafal, tapi harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti toleransi dan kebersamaan antar warga yang hidup bergotong-royong.
“Alhamdulillah sampai saat ini walaupun jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 300an juta jiwa dengan beragam adat budaya, suku dan agama namun masyarakatnya tetap hidup rukun dan damai serta saling tolong menolong,” tandasnya.
Sementara itu, Sutarno menambahkan, Pentingnya menjaga toleransi dilingkungan bertetangga. Karena kadang berbeda suku dan agama. Jadi perlu menjaga toleransi kerukunan beragama. Yang terpenting lagi menjaga kearifan lokal.
Disela-sela sosialisasi anggota DPRD Kaltim, DR H Yusuf Mustafa mencoba kemampuan para peserta sosialisasi untuk menghafal sila-sila dalam Pancasila.(*/ADV/San)