LINTASRAYA.COM, TENGGARONG – Komoditas kelapa sawit terus memainkan peran sentral dalam menggerakkan ekonomi lokal di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur.
Tak hanya menopang sektor swasta besar, tanaman ini juga menjadi penopang utama penghasilan ribuan keluarga petani di wilayah pedalaman.
Sekretaris Dinas Perkebunan (Disbun) Kukar, Muhammad Taufik Rahmani, mengungkapkan bahwa pengembangan sawit di Kukar berlangsung melalui dua jalur: perkebunan rakyat dan Perusahaan Besar Swasta (PBS).
Kedua pendekatan ini disebutnya saling melengkapi dalam membangun ekosistem agribisnis yang kuat dan inklusif.
“Peran petani dan perusahaan sama-sama penting. Kita membangun ekosistem sawit yang seimbang berbasis masyarakat namun tetap terbuka pada investasi,” ujarnya, Selasa (8/7/2025).
Antusiasme petani terhadap budidaya sawit terus meningkat. Banyak di antaranya memulai secara swadaya, dengan mengelola lahan pribadi tanpa bergantung sepenuhnya pada bantuan pemerintah.
“Petani kita mulai mandiri. Ini hal positif yang perlu terus didukung,” tambah Taufik.
Daya tarik sawit tidak lepas dari kemudahan dalam perawatan dan masa panen yang tergolong cepat. Dalam tiga hingga empat tahun, petani sudah bisa menikmati hasil dari tanamannya.
Di Kecamatan Kembang Janggut, luas kebun sawit rakyat mencapai lebih dari 7 ribu hektare, sementara di Muara Badak mencapai 5 ribu hektare lebih. Ribuan kepala keluarga kini menggantungkan ekonomi keluarga pada sektor ini.
Sementara itu, perusahaan besar mengelola lebih dari 226 ribu hektare lahan sawit di Kukar. Selain membuka lapangan kerja, keberadaan PBS juga berperan dalam membangun infrastruktur ekonomi di daerah.
Pemerintah daerah, melalui Disbun Kukar, memberikan dukungan penuh kepada petani lokal dalam bentuk bantuan bibit, pelatihan teknis, hingga pembentukan kelompok tani berbasis agribisnis.
Tujuannya agar petani sawit tidak hanya mampu memproduksi, tetapi juga mengelola dan memasarkan hasil dengan lebih profesional.
“Petani kita harus kuat, tidak hanya di hulu tapi juga dalam pengelolaan hasil. Kita bantu mereka agar bisa naik kelas,” tegasnya.
Namun, Kukar juga menyadari pentingnya menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan.
Oleh karena itu, pemerintah mendorong pengelolaan sawit yang berkelanjutan, baik oleh PBS maupun petani rakyat.
Langkah-langkah seperti pemetaan lahan, pengawasan kawasan lindung, serta promosi praktik ramah lingkungan mulai diperkuat. Prinsipnya: pertumbuhan ekonomi tidak boleh mengorbankan masa depan ekosistem.
“Pertumbuhan ekonomi tidak boleh merusak alam. Kita ingin keberlanjutan, agar manfaat sawit bisa dirasakan lintas generasi,” tutup Taufik. (*/ADV/diskominfo Kukar/tha)