LINTASRAYA.COM, SAMARINDA – Cabang olahraga (cabor) panjat tebing pulang ke Kalimantan Timur (Kaltim) hanya dengan satu medali perak untuk nomor speed mix combine atas nama Maria dan Pengaran.
Sempat unggul di semi final melawan Jawa Timur (Jatim), tim Kaltim harus gugur, dan berakhir di perebutan medali perunggu dengan Sumatera Selatan (Sumsel).
Dikatakan, Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kaltim, Misbachul Coir, sebut keberuntungan juga menentukan kemenangan.
“Kalau di panjat tebing bukan masalah kemampuan, kadang keberuntungan juga berperan penting. Bahkan yang kemarin meraih medali di olimpiade pun kalah,” kata Misbah, belum lama ini.
Pria yang akrab disapa Misbah itu mengaku, atletnya memang sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi sayangnya, mungkin rezeki kemenangan hanya sampai di perunggu.
Namun, buat dia pribadi memang diakui bahwa timnya tak mencapai targetnya. Selama tiga pekan di Stadion Harapan Bangsa (SHB), Banda Aceh, dia mengaku sudah berjuang.
“Selama tiga minggu saya menemani atlet disini, kami sudah berjuang, walaupun rezekinya hanya sampai di perunggu,” jelasnya.
Banyak yang harus dibenahi untuk menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) selanjutnya di NTB dan NTT, kata Misbah. Termasuk dengan mengganti semua personel yang secara usia sudah tidak memungkinkan.
Semua nomor tanding diikuti, meski beberapa kali nyaris sampai di final. Tapi, hanya satu nomor ini saja yang mendapatkan medali.
“Total 16 nomor, untuk boulder beregu kita dapat perak di PON XX/2021 di Papua. Di BK (Babak Kualifikasi) PON kemarin sempat emas. Kemarin untuk target kita di 1 emas, 1 perak dan 1 perunggu,” imbuhnya.
Meski menyampaikan target ke KONI Kaltim terkait dengan peraihan medali tersebut, Misbah kini harus puas dengan satu medali perunggu yang dibawa pulang.
Dia bahkan bakal menjadwalkan evaluasi secara menyeluruh, dengan mengganti semua atlet. Nanti dengan adanya Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) di Paser tahun 2026 bakal menjadi kesempatan bagi atlet baru untuk gabung.
“Tadi ada yang baru 15 tahun sudah turun, seperti Jatim juga kan. Artinya harus benar-benar kita perhatikan lagi kedepannya ini untuk atlet kita,” imbuhnya.
Kepala Bidang (Kabid) Peningkatan Prestasi Olahraga (PPO) Dispora Kaltim, Rasman Rading juga mendukung adanya regenerasi atlet dalam cabor.
menurutnya, pengprov dan pelatih adalah pihak yang paling mengetahui terkait kapasitas dan kemampuan atlet.
“Cabor di kabupaten/kota harus membantu dalam menyiapkan pelapis generasi muda, untuk kemudian bisa kembali dilatih menyambut event nasional dan internasional selanjutnya,” tegas Rasman.(*/ADV/Dispora Kaltim/anr)