LINTASRAYA.COM, BALIKPAPAN — Puskesmas Gunung Bahagia terus memperkuat intervensi gizi dalam penanganan stunting dan gagal tumbuh pada balita melalui pemberian Susu Pangan Olahan Keperluan Medis Khusus (PKMK).
Produk dengan formula tinggi kalori dan nutrisi ini diberikan khusus bagi anak yang membutuhkan dukungan gizi lanjutan berdasarkan hasil pemeriksaan medis.
Susu PKMK diformulasikan berbeda dengan susu biasa, karena mengandung kalori, lemak, protein, vitamin, dan mineral lebih tinggi. “Susu PKMK ini khusus untuk anak dengan kondisi medis tertentu, terutama yang mengalami gagal tumbuh atau stunting. Penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter karena dosisnya berbeda untuk tiap kondisi,” kata, Lalu Harwindi Silviana ,Amd.Gz
Selaku nutrisionis puskesmas Gunung Bahagia.Ia menambahkan, Sebelum menerima susu PKMK, anak terlebih dahulu menjalani pemeriksaan lengkap oleh dokter puskesmas, kemudian dirujuk untuk pemeriksaan lanjutan ke RSUD.
“Ada cek urine, darah, hingga rontgen toraks untuk memastikan penyebab utama gangguan tumbuh kembang. Setelah semuanya jelas, baru kami mulai pemberian PKMK,” ujarnya, saat ditemui di ruangannya, Senin (17/11/2025).
Setiap anak mendapat jatah susu PKMK untuk tiga hari konsumsi. Setelah habis, orang tua wajib kembali untuk pemantauan berat badan, tinggi badan, serta status gizi.
• Anak di atas 1 tahun mendapat jatah 12 kaleng selama periode intervensi.
• Anak di bawah 1 tahun mendapat 7 kaleng.
“Kalau setelah jatah selesai dan anak belum menunjukkan perkembangan, maka akan kami rujuk ulang untuk pemeriksaan lebih detail. Bisa jadi ada penyakit lain yang menghambat kenaikan berat badan,” terangnya.
Sepanjang 2025, Puskesmas Gunung Bahagia menangani:
• 7 anak dengan gizi buruk,
• Sekitar 30 anak dengan stunting yang menjadi sasaran awal PKMK.
Perbedaan stunting dan gizi buruk pun turut dijelaskan. “Anak gizi buruk pasti stunting karena berat badannya sangat kurang. Tapi anak stunting belum tentu gizi buruk. Ada yang berat badan normal tapi tinggi badannya kurang,” urainya.
Selain PKMK, puskesmas juga mengelola pemberian makanan tambahan (PMT) untuk balita dengan berat badan kurang, gizi kurang, maupun stunting yang tidak memerlukan susu PKMK.
Puskesmas mencatat bahwa sebagian anak baru terdeteksi setelah intervensi serentak penimbangan se-Kota Balikpapan. “Banyak faktor, ada orang tua sibuk, anak dititipkan, atau merasa cukup memeriksakan anak ke klinik swasta. Ada juga yang enggan menimbang,” ungkapnya.
Beberapa keluarga bahkan perlu didatangi kader posyandu bersama Babinsa dan Bhabinkamtibmas agar bersedia membuka pintu untuk pemeriksaan anak.
Selain itu, tantangan lain adalah anak yang tidak terbiasa minum susu, sehingga PKMK sulit dikonsumsi. “Ada yang sudah dibuka setengah kaleng tapi akhirnya harus ditarik kembali karena tidak diminum. Sayang kalau terbuang,” katanya.
Nutrisionis Puskesmas Gunung Bahagia, Lalu Harwindi Silviana, Amd.Gz, menegaskan bahwa intervensi PKMK bukan hanya tentang memberi susu, tetapi memastikan konsumsi dan pemantauan berjalan tepat.
“Susu PKMK adalah terapi medis, bukan susu biasa. Kami pastikan setiap anak yang menerima sudah melalui skrining dokter, dan orang tua mendapat edukasi cara pemberiannya. Pemantauan rutin sangat penting agar kenaikan berat badan dan tinggi badan dapat terukur,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor.
“Kami dibantu kader posyandu, kelurahan, hingga aparat keamanan untuk menjangkau keluarga yang sulit ditemui. Semua dilakukan agar tidak ada balita yang terlewat dari pemantauan tumbuh kembang.”
Harwindi mengajak masyarakat agar tidak ragu melapor jika anak mengalami gangguan tumbuh.
“Semakin cepat ditangani, semakin besar peluang perbaikan. Orang tua jangan menunggu, karena stunting sifatnya jangka panjang dan butuh penanganan tepat,” pungkasnya. (*/ADV/puskesmas Gunung Bahagia)















