LINTASRAYA.COM, BALIKPAPAN – Kota Balikpapan mempertimbangkan proyek desalinasi air laut sebagai solusi jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan air bersih warganya.
Proses desalinasi ini bertujuan untuk mengubah air laut menjadi air yang layak konsumsi.
Namun, proyek ambisius ini tidak lepas dari tantangan besar, terutama terkait dengan biaya yang harus ditanggung masyarakat.
Ketua Komisi II DPRD Kota Balikpapan, Fauzi Adi Firmansyah, menyatakan bahwa untuk merealisasikan proyek desalinasi, dibutuhkan dukungan anggaran yang signifikan, termasuk kemungkinan keterlibatan investor.
Namun, ada isu terkait penetapan harga jual air hasil desalinasi yang harus sesuai dengan regulasi yang ada.
“Permasalahannya adalah ketika investor terlibat dan harga air desalinasi ditentukan, apakah harga tersebut bisa tetap di bawah batas yang ditetapkan pemerintah,” ungkap Fauzi dalam pernyataannya pada Kamis, 7 November 2024, merujuk pada aturan yang membatasi tarif air untuk masyarakat.
Fauzi menjelaskan bahwa Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) atau PDAM telah melakukan perhitungan yang menunjukkan bahwa harga air hasil desalinasi bisa mencapai Rp 15 ribu. Angka ini jauh melebihi batas harga yang telah ditetapkan pemerintah, yakni Rp 12 ribu.
“Jika dihitung-hitung, harga air desalinasi ini bisa mencapai Rp 15 ribu, sedangkan batas harga yang diperbolehkan hanya Rp 12 ribu. Ini menjadi tantangan besar,” ujarnya.
Sebagai perbandingan, Fauzi menyebutkan keberhasilan program desalinasi di Kepulauan Seribu, di mana harga air tetap terjangkau meskipun menggunakan teknologi yang sama. Keberhasilan tersebut, menurut Fauzi, tidak lepas dari subsidi yang diberikan oleh pemerintah.
“Di Kepulauan Seribu, harga air tetap terjangkau berkat subsidi dari pemerintah, yang membantu menurunkan biaya produksi air desalinasi,” jelasnya.
Fauzi berharap dengan melibatkan investor serta dukungan subsidi dari pemerintah, harga air desalinasi di Balikpapan bisa ditekan agar tetap sesuai dengan batas tarif yang ditetapkan, sehingga masyarakat bisa menikmati air bersih dengan harga yang wajar.
Proyek desalinasi ini bukan hanya soal pemenuhan kebutuhan air, tetapi juga menjadi bagian dari upaya memastikan keberlanjutan pasokan air bersih di masa depan.
Dengan perencanaan yang matang dan kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta, Fauzi optimis Balikpapan dapat menjadi contoh sukses kota yang menerapkan teknologi desalinasi untuk menciptakan ketahanan air di masa depan. (*/ADV/DPRD Balikpapan/jan)















