LINTASRAYA.COM, SAMARINDA – Mental tanding yang jatuh diketahui terjadi pada kebanyakan atlet Kalimantan Timur (kaltim) yang berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut).
Jatuhnya mental tanding itu dikarenakan banyak atlet nasional yang sudah menjadi lawan. Mulai dari babak penyisihan, dan kebanyakan di final.
Dikatakan Ego Arifin selaku Wakil Ketua I Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kaltim, bahwa pelatih yang tidak peka menjadi salah satu peyebab.
Dia menyebutkan ada salah satu pelatih yang peka dengan turunnya mental atlet-atletnya saat di arena tanding. Sehingga saat break atau berganti hari, dia dengan sigap memanggil psikolog KONI Kaltim.
“Pelatih itu bisa membaca bahwa mental atletnya ini sedang turun, kemudian setelah selesai bertanding, dia panggil psikolog buat menaikkan mental para atlet,” kata Ego, belum lama ini.
Ditegaskan Ego bahwa setelah diberikan motivasi dan semangat dari psikolog, terbukti saat di arena mereka bertarung habis-habisan.
Bahkan, kekuatannya kembali, itu dilakukan oleh pelatih kurash. Terbukti, satu emas dan perak berhasil diamankan hingga akhir.
“Itu karena pelatihnya peka, dia bisa melihat bahwa mental atletnya ini jatuh. Sehingga waktu di lapangan setelahnya, bisa dia melawan di final,” tegasnya.
Adanya pelatih yang punya kepekaan ini, harusnya bisa dicontoh semua pelatih yang ada. Sebab, pada evaluasi, hampir semua pelatih mengeluhkan mental tanding.
Mantan Komandan Pelatda ini berharap, kedepan baik di Porprov 2026 di Paser maupun di PON XXII/2028 di NTB dan NTT, semua pelatih bisa berbenah.
Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Peningkatan Prestasi Olahraga (PPO) Dispora Kaltim, Rasman Rading meminta cabor agar bisa lebih selektif pada atlet.
Apalagi masalah mental ini harusnya bisa diantisipasi jauh-jauh hari.
“Perak kita ini banyak dan membuktikan bahwa sebetulnya kita itu mampu, hanya saja memang untuk mental ini seharunya bisa diantisipasi sebelumnya oleh pelatih,” pungkasnya.(*/ADV/anr/wan)