LINTASRAYA.COM, BALIKPAPAN, Jumat 12 Desember 2025 – PT Kaltim Kariangau Terminal memasuki periode Natal dan Tahun Baru 2025 dengan tingkat kesiapan yang lebih menyeluruh, karena perusahaan melihat masa Nataru sebagai periode dengan intensitas logistik yang meningkat dan memerlukan pengelolaan operasional yang stabil. PT KKT memperkuat kesiapan peralatan, meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), serta menata sistem kerja agar seluruh proses dapat berjalan tanpa hambatan.
Direktur Utama PT KKT sekaligus Plh. Direktur Operasi dan Teknik Enriany Muis menjelaskan bahwa persiapan dilakukan sejak jauh hari untuk memastikan seluruh lini memiliki ritme kerja yang selaras dan mampu merespons peningkatan arus barang. Dinamika terminal yang bergerak cepat, di mana aktivitas bongkar muat menunjukkan peningkatan signifikan, jumlah kontainer yang masuk dan keluar lebih rapat, serta kedatangan kapal yang terjadi dalam interval yang lebih pendek, sehingga perusahaan menyusun strategi operasional yang lebih terukur.
“Setiap divisi mempersiapkan langkah antisipasi agar distribusi tugas, pola koordinasi, dan pengendalian lapangan dapat berlangsung konsisten. Seluruh proses dirancang agar perusahaan mampu menyesuaikan diri dengan puncak arus tanpa mengurangi kelancaran layanan, ” tuturnya.
Salah satu elemen penting dalam persiapan ini adalah kesiapan peralatan utama, termasuk tiga unit Quay Container Crane (QCC) milik PT KKT yang sudah terelektrifikasi penuh sejak Agustus 2025. Peralatan ini menjadi komponen inti pada layanan dermaga karena kemampuan operasionalnya menentukan kecepatan dan ketepatan bongkar muat.
“Elektrifikasi menghadirkan efisiensi energi dan menurunkan tingkat emisi, sehingga mendukung langkah PT KKT untuk memperkuat penerapan prinsip Green Port yang kini tercermin dalam pola operasi harian QCC,” jelas Enriany.
Peningkatan kapasitas container yard juga menjadi fokus utama. Penambahan extension sitting plate memberikan ruang tambahan bagi penataan kontainer, sehingga tim lapangan memiliki fleksibilitas lebih besar dalam mengelola pergerakan barang pada saat volume mencapai titik puncak. Area yang lebih luas membantu mengurangi potensi penumpukan dan memungkinkan proses bongkar muat dilakukan dengan alur yang lebih teratur. Peningkatan kapasitas ini menjadi landasan untuk menjaga kelancaran logistik selama masa Nataru yang identik dengan kepadatan arus.
Dari sisi sumber daya manusia, PT KKT menerapkan sistem kerja 24 jam dalam tujuh hari melalui pola shift yang memastikan operasional berlangsung tanpa henti. Briefing pergantian shift dilakukan secara rutin agar setiap tim menerima pembaruan kondisi lapangan dan memahami prioritas pekerjaan. Pelaporan berkala memastikan arus informasi bergerak cepat, sehingga setiap perubahan situasi dapat ditindaklanjuti secara langsung. Koordinasi menyeluruh meliputi area dermaga, pergerakan internal, gate operation, hingga proses dokumentasi layanan yang bergerak dalam satu alur operasional.
“Dengan menjaga kepercayaan pengguna jasa menjadi komitmen utama PT KKT. Ketepatan waktu menjadi standar yang dipertahankan, terutama pada periode dengan lonjakan permintaan. Ia menekankan bahwa persiapan Nataru bukan sekadar upaya jangka pendek, tetapi bagian dari langkah perusahaan untuk mempertahankan kualitas layanan pada bulan berikutnya. Pendekatan ini menunjukkan orientasi PT KKT terhadap keberlanjutan operasional dan peningkatan kualitas pelayanan secara bertahap,” tambahnya.
Enriany menegaskan bahwa melihat periode Nataru sebagai kesempatan untuk menunjukkan kesiapan perusahaan dalam mengelola lonjakan arus logistik melalui layanan yang stabil dan infrastruktur yang andal. SDM yang terlatih dan sistem kerja yang tertata menjadi elemen kunci dalam mencapai tujuan tersebut. Seluruh persiapan ini diarahkan agar pelanggan menerima layanan yang dapat diandalkan pada saat kebutuhan logistik berada pada titik tertinggi, sekaligus memperkuat posisi PT KKT sebagai terminal yang siap menghadapi dinamika operasional dalam skala lebih besar,” tutupnya.(*/ADV)















