LINTASRAYA.COM, BALIKPAPAN —Puskesmas Sepinggan terus memperkuat edukasi kesehatan reproduksi bagi remaja menyusul meningkatnya kasus kehamilan dini dan infeksi menular seksual (IMS) di wilayah kerjanya. Dalam kegiatan penyuluhan bertema “Generasi Sehat, Masa Depan Hebat” yang digelar di SMAN 4 Balikpapan, tenaga medis memberikan pemahaman pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan menunda kehamilan di usia muda.
Narasumber kegiatan, dr. Sihombing Cicilia Yolanda, dokter internship di Puskesmas Sepinggan, mengungkapkan bahwa penyuluhan ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya jumlah kehamilan remaja, termasuk kasus-kasus yang berisiko menular secara vertikal kepada bayi.
“Kami menyampaikan materi tentang kesehatan reproduksi karena saat ini terjadi peningkatan jumlah kehamilan pada remaja. Kami ingin para remaja paham mengapa kehamilan dini tidak direkomendasikan dan bagaimana mempersiapkan diri dengan benar,” jelas dr. Cicilia, Rabu (12/11/2025).
Ia menambahkan, permasalahan remaja yang sering ditemui bukan hanya kehamilan dini, tetapi juga perilaku berisiko seperti penggunaan rokok, narkotika, dan zat adiktif (NAPZA), serta meningkatnya kasus infeksi menular seksual (IMS).
“Masalah remaja itu cukup kompleks. Kami banyak menemukan kasus kehamilan dini, penggunaan NAPZA, dan IMS. Bahkan, di wilayah Sepinggan sendiri, dari Agustus hingga November 2025, sudah ada sekitar 20 kasus baru yang kami tangani,” ungkapnya.
Dari jumlah tersebut, beberapa kasus melibatkan remaja berusia 16 tahun yang sudah pernah melakukan pemeriksaan triple eliminasi (HIV, hepatitis B, dan sifilis). Ada pula yang hasilnya menunjukkan reaktif, menandakan adanya infeksi menular yang perlu penanganan serius.
“Ada yang hasilnya reaktif, dan itu tentu sangat menyedihkan karena mereka masih sangat muda. Penanganannya tergantung penyakit yang diidap. Untuk sifilis misalnya, kami berikan antibiotik untuk mencegah penularan ke bayi. Sementara pada kasus HIV, kami rujuk untuk mendapatkan terapi ARV,” jelas dr. Cicilia.
Ia juga menegaskan pentingnya peran orang tua dan lingkungan dalam membimbing remaja agar tidak salah langkah dalam masa pencarian jati diri. Menurutnya, secara biologis, bagian otak yang berfungsi mengendalikan tanggung jawab dan pengambilan keputusan (prefrontal cortex) belum matang hingga usia 18 tahun.
“Karena otak remaja belum matang sepenuhnya, kemampuan mengambil keputusan mereka seringkali belum tepat. Itulah pentingnya nasihat dari orang tua dan orang dewasa untuk didengarkan,” ujarnya.
Melalui kegiatan edukatif yang digelar di SMAN 4 Balikpapan ini, Puskesmas Sepinggan berharap para remaja dapat memahami risiko kehamilan dini termasuk potensi perdarahan, kelahiran prematur, dan dampak sosial yang menyertainya serta menjadi generasi yang sehat dan siap membangun masa depan bangsa.
“Remaja adalah generasi penerus bangsa. Kalau mereka sehat, maka masa depan negara juga kuat. Itulah kenapa kami terus dorong edukasi reproduksi di sekolah-sekolah,” tutup dr. Sihombing Cicilia Yolanda.(*/ADV/puskesmas Sepinggan)















