LINTASRAYA.COM, BALIKPAPAN — Upaya agresif Puskesmas Manggar dalam memperluas layanan skrining HIV/AIDS melalui program VCT Mobile mendorong peningkatan temuan kasus dari tahun ke tahun.
Kondisi ini sekaligus menunjukkan bahwa deteksi dini menjadi kunci penanganan, terutama di wilayah yang memiliki mobilitas penduduk tinggi serta aktivitas kelompok berisiko.
Nurminingsih, Pranata Laboratorium Penyelia dan Pemegang Program HIV Puskesmas Manggar, menjelaskan bahwa saat ini kasus HIV/AIDS di wilayah kerja mereka menunjukkan tren peningkatan.
“Kasus meningkat karena kami gencar melakukan screening dengan VCT Mobile ke wilayah kerja Puskesmas maupun kelompok seperti waria, termasuk tempat hiburan malam,” jelasnya, Senin 17 November 2025.
Data dari Sistem Informasi HIV/AIDS (SIHA) mencatat perkembangan kasus yang terus bertambah selama lima tahun terakhir.
Pada 2021, hanya 1 kasus yang mendapatkan pengobatan. Jumlah ini melonjak tajam pada 2022 menjadi 26 kasus.
Tren peningkatan berlanjut di 2023 dengan 49 kasus yang ditangani, disusul 48 kasus pada 2024. Sementara itu, hingga Oktober 2025, sudah ditemukan 28 kasus baru.
Secara kumulatif, total pasien yang telah mendapatkan pengobatan di Puskesmas Manggar mencapai 152 orang, dengan enam di antaranya telah meninggal dunia.
Lonjakan ini bukan hanya mencerminkan keberhasilan upaya penemuan kasus secara proaktif, tetapi juga dipengaruhi dinamika sosial di Balikpapan Timur.
“Peningkatan kasus dalam beberapa tahun terakhir juga dipengaruhi banyaknya pendatang dari luar Balikpapan, terutama terkait kasus IMS seperti sifilis,” tambah Nurminingsih.
Puskesmas Manggar sendiri terus memprioritaskan pendekatan preventif dan edukatif untuk menekan penularan, mulai dari penyuluhan, kemitraan dengan komunitas, hingga layanan tes cepat berbasis komunitas.
Kehadiran VCT Mobile menjadi strategi penting untuk menjangkau kelompok yang sulit mengakses layanan kesehatan konvensional.
Selain itu, edukasi tentang perilaku seksual aman, penggunaan kondom, serta deteksi dini menjadi fokus utama dalam upaya mengendalikan laju penularan HIV/AIDS dan IMS lainnya.
Puskesmas juga mendorong masyarakat, terutama kelompok rentan, untuk tidak ragu melakukan pemeriksaan, mengingat pengobatan lebih efektif ketika dilakukan sedini mungkin.
Dengan mobilitas masyarakat yang tinggi dan perubahan pola interaksi sosial, tantangan pengendalian HIV/AIDS akan semakin kompleks.
Namun dengan strategi yang tepat, kolaborasi lintas sektor, serta peningkatan kesadaran masyarakat, Puskesmas Manggar berharap dapat menekan tren kasus di tahun-tahun mendatang dan memastikan setiap pasien mendapatkan penanganan yang optimal. (*/ADV/jan)















