LINTASRAYA.COM BALIKPAPAN — Upaya Pemerintah Kota Balikpapan mempercantik kawasan wisata alam terus berlanjut. Salah satunya melalui pengembangan Kebun Raya Balikpapan (KRB), yang kini tampil bukan hanya sebagai ruang hijau kota, tetapi juga sebagai destinasi edukasi dan rekreasi bagi semua kalangan.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Balikpapan, Ratih Kusuma, mengatakan bahwa pengelolaan KRB diarahkan agar pengunjung tak hanya menikmati keindahan botani, tetapi juga bisa beraktivitas, berolahraga, dan belajar langsung tentang kekayaan flora Kalimantan.
“Kebun Raya bukan hanya soal tanaman, tapi juga bagaimana masyarakat bisa belajar, berinteraksi dengan alam, melepas penat, dan sekaligus berkontribusi menjaga lingkungan,” ujarnya, Kamis (16/10/2025).
Berada di dalam kawasan Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW), tepatnya di Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara, KRB memiliki luas sekitar 309,8 hektare dan telah ditetapkan sebagai Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KDTK) melalui keputusan Menteri Kehutanan.
Salah satu magnet baru yang mempercantik kawasan ini adalah Orchidarium, rumah bagi 205 spesies anggrek dengan total 2.456 spesimen, yang terbagi dalam empat zona. Dibangun sejak 2022 dan diresmikan bersamaan dengan HUT ke-128 Kota Balikpapan pada 2025, Orchidarium seluas 1,5 hektare ini dilengkapi jalur tracking sepanjang ±550 meter, menjadikannya salah satu koleksi anggrek terlengkap di Kalimantan Timur.
Tak berhenti di situ, Pemkot Balikpapan juga tengah menyiapkan jalur jogging track sepanjang 5–10 kilometer di area kebun raya. Fasilitas ini akan difungsikan untuk berbagai kegiatan olahraga seperti fun run dan wisata alam aktif, sehingga pengunjung bisa menikmati udara segar sambil berolahraga di tengah rimbunnya pepohonan tropis.
Selain wisata dan olahraga, Kebun Raya juga berperan penting dalam mendukung penelitian, konservasi ex situ, dan edukasi lingkungan, sejalan dengan visi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan. Sejumlah fasilitas pendukung seperti rumah persemaian, embung, rumah kompos, guest house, dan information centre terus ditingkatkan untuk menunjang fungsi tersebut.
Ratih menjelaskan, kolaborasi lintas instansi ini menjadi kunci agar Kebun Raya tak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga ruang hidup yang berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.
“Kami ingin Kebun Raya menjadi contoh destinasi yang lengkap — ada unsur edukasi, rekreasi, dan konservasi di dalam satu kawasan,” tegasnya.
Dengan beragam fasilitas baru dan pengelolaan yang semakin profesional, Kebun Raya Balikpapan kini menjelma sebagai laboratorium alam terbuka — tempat warga belajar, berwisata, dan beristirahat di tengah pesona flora khas Kalimantan.
(/ADV/Disporapar Balikpapan)
 
			 
                    














 
                                    
