LINTASRAYA.COM, BALIKPAPAN — Di tengah hiruk pikuk kota minyak, Rumah Dahor Heritage berdiri kokoh sebagai saksi bisu sejarah panjang Balikpapan. Rumah panggung bergaya kolonial Belanda di Jalan Dahor Nomor 1, Kelurahan Baru Ilir, Balikpapan Barat ini menyimpan kisah masa lalu para pekerja kilang minyak—cikal bakal industri migas di kota ini.
Bangunan yang berdiri sejak awal 1900-an dan dibangun oleh perusahaan minyak Belanda Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM) itu kini ditetapkan sebagai cagar budaya sekaligus objek wisata edukasi yang dikelola Pertamina bersama komunitas lokal.
Dahulu, kawasan ini memiliki 27 unit rumah panggung. Kini hanya sembilan bangunan yang masih tersisa dan difungsikan sebagai museum, taman baca mini, serta perpustakaan sejarah migas.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Balikpapan, Ratih Kusuma, menyebutkan bahwa Rumah Dahor Heritage memiliki potensi besar untuk berkembang sebagai destinasi wisata budaya dan edukasi—asal dikelola secara kolaboratif. “Rumah Dahor ini kan wisata budaya dan peninggalan sejarah. Kami sudah berkomunikasi dengan pengurusnya dan berharap mereka berkenan bergabung menjadi kelompok sadar wisata (Pokdarwis) agar bisa dibina langsung oleh Disporapar,” ujar Ratih, Rabu (29/10/2025).
Menurutnya, saat ini pengelolaan Rumah Dahor masih di bawah binaan Pertamina. Namun, Disporapar terus membuka ruang komunikasi untuk mendorong pembentukan Pokdarwis agar pengembangan wisata berjalan lebih terarah dan profesional. “Kalau pengurusnya solid dan siap, kami akan bantu dari sisi pembinaan dan pelatihan. Misalnya pelatihan kelembagaan, wirausaha, branding atraksi wisata, fotografi, hingga konten kreator. Itu semua bagian dari penguatan SDM wisata,” jelasnya.
Ratih menambahkan, jika Rumah Dahor Heritage resmi menjadi bagian dari jaringan Pokdarwis, maka pengelolaannya akan mendapat prioritas pembinaan dari Disporapar—mulai dari pelatihan pemandu, fam trip promosi wisata, hingga edukasi sejarah bagi pelajar. “Setiap tahun kami mengirim formasi pelatihan untuk 20–30 Pokdarwis di Balikpapan. Jika Rumah Dahor nanti resmi bergabung, tentu akan kami prioritaskan dalam pengembangan SDM dan promosi,” ujarnya.
Selain nilai sejarahnya, daya tarik Rumah Dahor Heritage juga terletak pada arsitektur klasiknya. Rumah panggung berwarna hijau dan kuning gading ini berdiri di atas pondasi batu setinggi satu meter, dan masih kokoh meski telah berusia lebih dari satu abad.
Dengan dukungan kolaborasi antara Pertamina, pemerintah, dan masyarakat, Ratih optimistis Rumah Dahor Heritage dapat menjadi ikon wisata sejarah dan edukasi unggulan di Balikpapan.(*/ADV/Dispora Balikpapan)















