LINTASRAYA.COM BALIKPAPAN– Ancaman krisis kapasitas di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Manggar, Balikpapan Timur, mendorong pemerintah kota menyiapkan berbagai terobosan dalam pengelolaan sampah. Dengan volume buangan harian mencapai hampir 400 ton, TPA yang menjadi satu-satunya lokasi penimbunan sampah di Balikpapan diprediksi hanya bertahan hingga 2028.
Kepala UPTD TPAS Manggar, Mochammad Hariyanto, mengatakan upaya utama yang sedang ditempuh adalah menghadirkan teknologi pengolahan modern melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Dalam konsep ini, Pemkot Balikpapan akan menggandeng investor dan pihak swasta untuk menghadirkan teknologi ramah lingkungan yang dapat mengurangi beban penimbunan.
“Penerapan teknologi waste to energy menjadi salah satu harapan besar. Dengan cara ini, sampah yang masuk bisa diolah menjadi energi atau produk lain, sehingga hanya residu yang benar-benar masuk ke zona penimbunan,” ujarnya Kamis (18/9/2025)
Selain itu, UPTD juga menyiapkan langkah landfill mining, yakni menggali kembali zona lama yang sudah penuh untuk memilah ulang sampah organik dan anorganik. Sampah yang masih bisa diolah akan diproses kembali, sementara lubang bekas timbunan dapat difungsikan kembali sebagai area pembuangan baru. “Landfill mining ini bisa jadi solusi tambahan untuk memperpanjang usia TPA,” tambahnya.
Hariyanto menegaskan, berbagai inovasi ini tidak hanya untuk memperpanjang usia TPA Manggar, tetapi juga untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan di Balikpapan. “Penanganan krisis sampah tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Butuh kolaborasi semua pihak agar solusi yang kita jalankan benar-benar efektif,” katanya.
Dengan langkah-langkah tersebut, Pemkot berharap ancaman kolaps TPA Manggar dapat ditekan, sekaligus membuka jalan menuju sistem pengelolaan sampah modern yang ramah lingkungan. (*/Adv/Diskominfo Balikpapan)
			














                                    