BALIKPAPAN, lintasraya.com – Entah sampai kapan kosongnya kursi Wakil wali kota Balikpapan akan terisi. Sebab, Proses pemilihan pengganti almarhum Thohari Azis hingga kini pun belum ada tanda-tandanya.
Sementara, menurut UU nomor 10 tahun 2016, jika dihitung batas maksimal waktunya, hanya delapan belas bulan saja. Artinya Setelah Desember tahun ini tidak mungkin ada lagi pengisian kekosongan kursi wakil wali kota Balikpapan.
Menyikapi hal tersebut, ketua DPC Gerindra Balikpapan M Taqwa mengatakan, Sebenarnya pihaknya sudah jenuh dengan persoalan ini. Sebab, jika berbicara history koalisi besar ini harusnya tetap solid. Meskipun ada permasalahan dan dinamika yang terjadi didalamnya.
“Meskipun wakil wali kota terpilih telah meninggal dunia, harusnya kita tetap solid dong. Karena kita berangkat dari koalisi besar,” harapnya.
Namun, beberapa tahun terakhir semua partai koalisi telah mencoba untuk berdiskusi dan berdialog bahkan berharap duduk bersama satu meja, namun tidak pernah terealisasi.
“Kami juga sebenarnya sudah meminta kepada wali kota Balikpapan, selaku partai pemenang, kursi terbanyak dan sebagai koordinator koalisi untuk mengumpulkan teman-teman dan berdiskusi,” tambahnya, Senin (10/10/2022).
Menurutnya, Duduk bersama untuk merumuskan calon wakil wali kota sangat dinantikan dan diharapkan oleh partai koalisi khususnya Gerindra. Sebab, ketika ada salah satu Partai pengusung yang tergabung dalam koalisi tak sependapat/tidak setuju dipastikan proses pemilihan Wawali tidak bisa berjalan.
“Setahu kami, Sampai detik ini belum pernah ada duduk bareng partai koalisi berbicara terkait wakil wali kota. Saya enggak tau lagi, kalau ada pertemuan tapi Gerindra tidak dilibatkan,” tegasnya, usai menghadiri pelantikan PAW anggota DPRD Balikpapan di Hotel Novotel.
Apalagi, diketahui seluruh partai pengusung sudah mengusulkan calonnya masing-masing. Bahkan telah mengeluarkan rekomendasi, yang jadi pertanyaan, titik temunya ada Dimana ?. Ketika partai koalisi tidak pernah difasilitasi untuk duduk bersama.
“Ini yang sangat disayangkan. Tapi tidak ada kata terlambat, masih ada waktu untuk merumuskan dan mencari kesepakatan bersama. Seperti awal pertama mau mengusung wali kota dan wakil wali kota di Pilkada 2019 lalu. Cuma lagi-lagi koalisi ini tidak pernah disatukan untuk membahas ini,” keluhnya.
Lanjut Taqwa, Pada akhirnya kalau untuk kemaslahatan masyarakat Balikpapan dan pelayanan terhadap warga Balikpapan yang lebih maksimal, diharapkan pemilihan wakil wali kota ini disegerakan. Artinya, satukan kembali partai-partai koalisi yang ada.
“Jangan jugalah ini dijadikan politik yang seolah-olah dikuasai salah satu atau beberapa partai besar tertentu. Saya tidak sepakat itu. Karena semangat kita adalah koalisi untuk membangun kota Balikpapan,” ucapnya.
Sekali lagi, jangan sampai masyarakat berasumsi ‘liar’. Tentang wakil wali kota. Sebenarnya ada enggak sih ? Dan pihaknya pun jika ditanya masyarakat tidak bisa menjawab. Karena, tidak bisa berkomentar atas nama Partai sendiri, sebab konteksnya adalah koalisi.(*/Wan)















