LINTASRAYA.COM, BALIKPAPAN – Di tengah kebanggaan Kota Balikpapan mempertahankan predikat Kota Layak Anak (KLA) kategori Utama dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) RI, masih ada pekerjaan rumah yang perlu mendapat perhatian serius.
Salah satunya adalah penanganan stunting, yang kini menjadi indikator penting dalam penilaian kota sehat.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Balikpapan, Muhaimin, mengungkapkan bahwa prevalensi stunting di Balikpapan belakangan ini menunjukkan tren kenaikan.
Hal ini, menurutnya, menjadi tantangan besar yang harus segera diatasi jika kota ingin melangkah menuju predikat KLA Paripurna sekaligus status kota sehat.
“Stunting ini salah satu momok dalam penilaian kota sehat. Ke depan, insya Allah melalui perubahan anggaran, akan ada alokasi khusus untuk program penurunan stunting. Petugas di lapangan akan kami beri honor agar mereka lebih semangat turun langsung menemui ibu hamil, ibu menyusui, dan keluarga yang memiliki balita,” ujar Muhaimin, Senin 11 Agustus 2025.
Ia menambahkan, keterlibatan aktif petugas lapangan diharapkan dapat mempercepat penanganan dan pencegahan stunting melalui edukasi gizi, pemantauan kesehatan anak, serta pendampingan keluarga.
“Kalau dulu mungkin belum maksimal, sekarang kita ingin betul-betul optimal supaya angka stunting bisa ditekan,” tambahnya.
Selain stunting, Balikpapan juga mendapat catatan lain dalam penilaian kota sehat, yakni perilaku buang air besar sembarangan (BABS), terutama di wilayah pesisir. Muhaimin menjelaskan, kebiasaan ini masih ditemui di sejumlah kawasan sehingga mempengaruhi penilaian.
“Penilaian terendah kita itu dari dua faktor, stunting dan BABS di pesisir. Jadi kalau mau benar-benar sehat, dua masalah ini harus tuntas. Untuk BABS, kita dorong pembangunan fasilitas sanitasi layak di wilayah yang belum terjangkau,” jelasnya.
Menurut Muhaimin, penyelesaian kedua masalah tersebut membutuhkan sinergi lintas sektor, mulai dari pemerintah kota, DPRD, hingga peran aktif masyarakat.
Ia juga menegaskan bahwa keberhasilan program penurunan stunting dan perbaikan sanitasi akan berdampak positif tidak hanya pada penilaian kota sehat, tetapi juga pada kualitas hidup warga secara keseluruhan.
“Target kita jelas, menurunkan stunting, menghapus BABS, dan terus memperkuat fasilitas ramah anak. Semua itu untuk menuju Balikpapan sebagai kota layak anak paripurna dan kota sehat utama,” pungkasnya. (*/ADV/Diskominfo Balikpapan/jan)















