LINTASRAYA.COM, SAMARINDA – Pekan Olahraga Nasional (PON) XXII/2028 yang akan berlangsung di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi perhatian serius bagi KONI Kaltim.
Menjelang perhelatan olahraga terbesar di Indonesia ini, Ketua KONI Kaltim, Rusdiansyah Aras, menekankan pentingnya evaluasi besar-besaran untuk meningkatkan prestasi dan rangking atlet Kaltim, serta untuk mencegah kesalahan yang terjadi pada PON sebelumnya.
Rusdiansyah menyatakan bahwa pelaksanaan PON di kedua provinsi tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil yang diraih Kaltim, meskipun dari sisi pengelolaan anggaran, penyelenggara tidak mengalami kendala besar.
“Mereka menyediakan pelaksanaan tanpa pusing dengan anggaran, karena ada bantuan dari APBN,” ujarnya, menambahkan bahwa faktor pendanaan bukanlah masalah utama dalam persiapan.
Namun, Rusdiansyah mengingatkan bahwa fokus yang terpecah dapat memengaruhi kesiapan atlet. Dengan perjalanan panjang yang harus dilalui oleh para atlet, ia menegaskan bahwa pelatihan selama enam bulan di Pelatda harus dimanfaatkan sebaik mungkin. “Enam bulan Pelatda bukanlah waktu yang singkat. Kami juga sudah menyiapkan fasilitas yang memadai untuk persiapan atlet,” jelasnya, Rabu (30/10/2024).
Dia juga mencatat bahwa pengalaman sebelumnya di PON NTB dan NTT menunjukkan bahwa pihaknya mengalami kecolongan dalam menghadapi lawan tanding. “Saya meminta semua cabang olahraga (cabor) untuk jeli dalam membaca lawan, arena, dan peluang medali. Perjalanan ini harus dievaluasi ulang agar tidak ada kecolongan lagi di PON mendatang,” tegas Rusdiansyah.
Pada PON XXI/2024 yang berlangsung di Aceh dan Sumut, Kaltim berhasil meloloskan 94 finalis, namun hanya 39 di antaranya yang berhasil meraih medali, dengan 55 atlet gagal mengantongi medali emas. “Ini menjadi catatan penting bagi kami, di mana potensi sebenarnya sudah terlihat. Namun, yang gagal meraih emas ini ada 55 atlet, sehingga nilai perak kami meningkat,” kata Rusdiansyah.
Lebih lanjut, ia menyoroti dua aspek penting yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan performa atlet, yaitu mental tanding dan fisik. “Kedua aspek ini sangat krusial dalam menghadapi kompetisi. Kami harus memastikan bahwa atlet tidak hanya siap secara teknis, tetapi juga mental,” ungkapnya.
Rusdiansyah berharap dengan langkah evaluasi ini, KONI Kaltim dapat mengoptimalkan persiapan atlet menuju PON XXII/2028, sehingga mampu meraih prestasi yang lebih baik. “Kami ingin agar Kaltim bisa menjadi tuan rumah yang bangga dengan prestasi yang ditorehkan oleh para atletnya,” tutupnya.
Dengan upaya yang serius dan evaluasi menyeluruh, KONI Kaltim berkomitmen untuk mencapai hasil maksimal di PON mendatang, sekaligus membangun semangat dan kebanggaan bagi masyarakat Kaltim.(*/ADV/anr/wan)