LINTASRAYA.COM, BALIKPAPAN – Kota Balikpapan mencatat deflasi sebesar 0,61% pada bulan Oktober 2024, berkat penurunan harga sejumlah komoditas, seperti kangkung, ikan layang, bayam, bensin, dan sawi hijau. Deflasi ini menurunkan tingkat inflasi tahunan Balikpapan menjadi 1,51%, lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang mencapai 1,71% dan inflasi rata-rata empat kota di Kalimantan Timur sebesar 1,75%.
Deputi Direktur Bank Indonesia (BI) Balikpapan, Robi Ariadi, menyebut bahwa panen sayuran di wilayah sekitar, termasuk Kutai Kartanegara, telah menambah pasokan, sehingga harga sayur-mayur menurun. Ketersediaan ikan layang meningkat karena hasil tangkapan nelayan yang melimpah, sementara harga bensin non-subsidi turun berkat kebijakan Pertamina di awal Oktober.
Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) juga mengalami deflasi sebesar 0,12% setelah mencatat inflasi di bulan sebelumnya. Inflasi tahunan PPU kini berada di 0,85%, yang juga di bawah rata-rata inflasi nasional dan provinsi. Faktor utama deflasi di PPU adalah penurunan harga semangka, sawi hijau, cabai rawit, kangkung, dan bayam, berkat pasokan yang stabil dari daerah penghasil.
Menurut Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, capaian inflasi tahunan yang terkendali menunjukkan bahwa inflasi Kota Balikpapan masih sesuai target nasional sebesar 2,5% ± 1%. Optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi pun meningkat, didukung oleh pendapatan yang stabil dan ketersediaan lapangan kerja. Transaksi ekonomi melalui QRIS juga mengalami peningkatan di Balikpapan, PPU, dan Paser masing-masing sebesar 5,12%, 11,36%, dan 13,01% dibandingkan bulan sebelumnya.
Meski demikian, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan akan terus memantau faktor-faktor yang berpotensi meningkatkan inflasi, seperti curah hujan yang tinggi yang dapat mengganggu pasokan komoditas hortikultura. Peningkatan permintaan selama perayaan Natal dan Tahun Baru (HBKN Nataru), serta berbagai kegiatan MICE juga diperkirakan akan berdampak pada konsumsi.
Bank Indonesia bersama TPID dan Pemerintah Daerah akan menjalankan berbagai upaya pengendalian inflasi, termasuk menggelar pangan murah, operasi pasar, dan program tanam cabai dan hortikultura. Melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), sinergi lintas sektor akan terus ditingkatkan agar inflasi daerah tetap dalam rentang target nasional.(*/Wan)















